Pages

Friday, January 1, 2010

Cara mudah membuat naskah film untuk pemula

Dunia film memang tak ada habisnya. Bidang seperti ini selalu menjanjikan prospek cerah. Maka dari itu banyak sekali film-film yang beredar dengan berbagai segmentasi pasarnya.
Sebuah film tak bisa dilepaskan dari naskah atau dalam bahasa filmnya disebut Script atau Screenplay. Naskah itu sendiri bisa diangkat dari kisah nyata ( berupa sejarah, kehidupan sosial ataupun semacamnya), ada yang diangkat dari komik, novel, game, dsb. Pembuatan naskah biasanya dilakukan pada saat proses pra produksi sebuah film. Sebelum menjadi naskah, sebuah cerita harus diciptakan dulu oleh seorang atau sekelompok yang disebut Creator, lalu dibuatlah alur dan unsur-unsur pemadu cerita itu, dan kemudian Scriptwritter bertugas untuk menuliskan dan mencatat naskah untuk filmnya, baik animasi maupun Live Action.
Suatu naskah terdiri dari beberapa bagian, yaitu Title Page, Scene Heading, Action, Dialogue, Parenthetical dan Transition.
  1. Title Page, adalah judul yang akan dijadikan pedoman pertama bagi seorang produser untuk menilai apakah pembuat naskah itu seorang profesional atau hanya amatiran.
  2. Scene Heading, merupakan sebuah petunjuk dimulainya suatu naskah. Kata yang digunakan yaitu "EXT. -- " jika ceritanya berada diluar ruangan. Dan "INT. -- " jika ceritanya berada didalam ruangan. Kemudian diikuti nama sebuah tempat yang harus ditulis kapital.
  3. Action, biasanya ditulis 2 baris dibawah Scene Heading. Action adalah gambaran yang menceritakan apapun yang akan terlihat dalam adegan film dan selalu pada keadaan sekarang ( Present Time ). Saat memperkenalkan karakter, karakter tersebut harus ditulis kapital.
  4. Dialogue, merupakan segala sesuatu yang dibicarakan oleh tokoh atau karakter. Dialog ditandai oleh nama dari si pembicara itu sendiri.
  5. Parenthetical, adalah keterangan yang menjelaskan segala sesuatu yang dilakukan oleh karakter atau tokoh.
  6. Transition, sebuah deskripsi pendek untuk menjelaskan bahwa cerita berpindah dari scene ke scene lain. Diantaranya adalah, CUT TO ; DISSOLVE TO ; INTERCUT WITH atau INTERCUT BETWEEN. Sedangkan pada akhir cerita biasanya FADE OUT ; IRIS OUT, dll.
Naskah yang bagus, akan mempengaruhi filmnya. Banyak contoh, salah satunya adalah Kung Fu Panda yang menjadi saingan terberat Wall-E dalam perebutan film animasi terbaik 2009. Ada pula The Dark Knight yang berhasrat mengalahkan rekor Titanic yang belum terpecahkan.





Namun, pada saat kita mengembangkan cerita, terkadang kita kesulitan mendapatkan ide. Nah, agar cerita yang dikembangkan lebih mudah, tak bertele-tele dan nyambung, maka sebaiknya dibuat dahulu Diagram Scene sebelum menuliskan naskah.




Sumber : elearning.amikom.ac.id

6 comments:

  1. filmmaker kita sayangnya masih mengabaikan peraturan pertama dalam membuat film, have a good script! makanya basis kelemahan perfilman kita di skenario dan lemahnya penulis yg punya visi yg kuat. edukasi yg benar sangat penting untuk penulis-penulis film kita karena semua itu di mulai dari penulisan script.

    ReplyDelete
  2. oh ya mau bagi info aja kalau ada yg mau belajar cara bikin skenario film yg benar datang aja ke http://tintascreenplay.com

    thank u!

    ReplyDelete
  3. Saya setuju sekali, naskah merupakan jiwa sebuah film. Tata cara pembuatan naskah yang benar seperti ini memang harus digencarkan, agar anak-anak muda kita bisa menyelamatkan perfilman tanah air.

    Jujur saja, saya sudah hopeless melihat perfilman di negara kita. Semuanya hanya berlandaskan unsur bisnis semata tanpa memperhatikan unsur seni.

    Sukses trus buat penulis blog ini, semoga beliau bisa memberikan pencerahan soal teknik-teknik perfilman, agar kita bisa bersaing dengan film asing sana.

    ReplyDelete
  4. Tq so Much infonya, Smg Bermafaat bagi kemajuan di dunia seni perfilman.

    ReplyDelete
  5. terimakasih infonya, semoga bisa bermanfaat untuk kemajuan didunia perfilman.

    ST3 Telkom

    ReplyDelete
  6. sedikit banyak ngebantu sekali gan, thanks

    ReplyDelete