Pages

Thursday, August 26, 2010

Film Terbaik Berdasarkan Genre

Sebelumnya sudah diberikan daftar film terbaik dan tersukses. Sekarang, saya berikan daftar film terbaik berdasarkan genre-nya. Daftar film ini dipilih berdasarkan polling dan pendapat beberapa institusi, majalah film dan pihak lainnya.

Ini dia daftarnya :

Action
- Die Hard (1988) By Entertainment Weekly, MTV2 & Channel 4.
- Seven Samurai (1954) By Rotten Tomatoes.

Animation
- Spirited Away (2001) By Anime News Network.
- Snow White And The Seven Dwarfs (1937) By American Film Institute.
- Toy Story (1995) By Online Film Critics Society.
- What's Opera, Doc? (1957) By The 50 Greatest Cartoons.

Christmas
- It's a Wonderful Life (1946) By Movie Review Query Engine & American Film Institute.
- The Nightmare Before Christmas (1993) By Rotten Tomatoes.

Comedy
- Dr. Strangelove or: How I Learned to Stop Worrying and Love the Bomb (1964) By Rotten Tomatoes.
- Monty Python and the Holy Grail (1975) By UK arm of Amazon & Internet Movie Database.
- Monty Python's Life of Brian (1979) By Total Film Magazine, Channel 4, British TV Networks & The Guardian.
- National Lampoon's Animal House (1978) By Bravo List Funnies Movie.
- Some Like It Hot (1959) By American Film Institute.
- City Lights (1931) By American Film Institute.

Comicbook / Superhero
- Persepolis (2007) By Rotten Tomatoes.
- The Dark Knight (2008) By Movie Review Query Engine.
- Spider-Man 2 (2004) By Rotten Tomatoes.
- X Men 2 (2003) By Empire Magazine.

Courtroom
- To Kill a Mockingbird (1962) By American Film Institute.

Criminal / Gangster
- The Godfather (1972) By American Film Institute & Rotten Tomatoes.
- GoodFellas (1990) By IGN Website.

Disaster
- The Poseidon Adventure (1972) By UCI Cinemas.

Documentary
- Hoop Dreams (1994) By Rotten Tomatoes.
- Bowling for Columbine (2002) By International Documentary Association.
- Seven Up! (1964) By Channel 4.
- Man On Wire (2008) By Rotten Tomatoes.
- The Thin Blue Line (1988) By New York Film Critics Circle, Kansas City Film Critics Circle, National Board of Review & National Society of Film Critics.
- The Last Waltz (1978) By Total Film, Chicago Tribune and Rotten Tomatoes.

Epic
- The Battle of Algiers (1966) By Venice Film Festival.
- Lawrence of Arabia (1962) By Total Film & American Film Institute.

Fantasy
- The Lord of the Rings : The Return of the King (2003) By Internet Movie Database.
- The Wizard of Oz (1939) By American Film Institute.

Horror / Thriller
- The Shining (1980) By The Moving Arts Film Journal.
- The Exorcist (1973) By Entertainment Weekly, Movies.com & AMC.
- Psycho (1960) By American Film Institute & Internet Movie Database.
- Halloween (1978) By DigitalDreamDoor.com
- King Kong (1933) By Rotten Tomatoes.
- Jaws (1975) By Bravo Network & American Film Institute.
- The Texas Chainsaw Massacre (1974) By Total Film.

Musical
- A Hard Day's Night (1964) By Rotten Tomatoes & Best Reviewed Movie All of Time.
- Singin' In The Rain (1952) By American Film Institute & Internet Movie Database.
- West Wide Story (1961) By The Observer.

Mystery
- Rear Window (1954) By Rotten Tomatoes.
- Vertigo (1958) By American Film Institute.

Propaganda
- Triumph of the Will (1935).

Religious
- Ben Hur (1959) By Roman Catholic Church.
- The Mission (1986) By Roman Catholic Church.
- The Passion of Joan of Arc (1928) By Roman Catholic Church.
- A Man For All Season (1966) By Roman Catholic Church.

Romance
- Casablanca (1942) By American Film Institute & Internet Movie Database.
- Romeo & Juliet (1968) By DigitalDreamDoor.com.

Science Fiction
- 2001: A Space Odyssey (1968) By Online Film Critics Society, American Film Institute & Sight And Sound.
- Back To The Future (1985) By Channel 4 & American Film Institute.
- Blade Runner (1982) By The Guardian & New Scientist.
- E.T. The Extra Terrestrial (1982) By Rotten Tomatoes.
- Serenity (2005) By SFX Magazine.
- The Empire Strikes Back (1980) By Total Film, Empire & Internet Movie Database.

Sport
- Murderball (2005) By Rotten Tomatoes.
- Raging Bull (1980) By American Film Institute & Internet Movie Database.
- Rocky (1976) By LoveFilm.

War
- Apocalypse Now (1979) By Moviefone.
- Cross of Iron (1977) By Sightsense Magazine.
- Paths of Glory (1957) By Movie Review Query Engine.
- Saving Private Ryan (1998) By Channel 4.

Western
- The Searchers (1956) By American Film Institute.
- The Good, The Bad and The Ugly (1966) By Internet Movie Database.

Itulah daftar film terbaik menurut beberapa institusi, majalah dan kritikus film. Seiring berjalannya waktu, produksi film pun semakin banyak dan tak menutup kemungkinan sewaktu-waktu daftar tersebut bisa berubah lagi. Kita lihat saja perkembangannya. :-)

Sumber : Wikipedia

Tuesday, August 24, 2010

10 Best Movie All Of Time

Dalam postingan sebelumnya yang memuat tentang 10 film tersukses sepanjang masa dari sisi finansial, kini akan saya berikan 10 film terbaik sepanjang masa. Namun banyak pihak yang memiliki pendapat tersendiri mengenai rules untuk memutuskan film apa saja yang layak dilabeli film terbaik. Belum lagi banyak organisasi atau asosiasi yang punya daftar film terbaik versi mereka sendiri. Untuk yang satu ini, saya mengambil daftar film terbaik versi AFI (American Film Institute). Sebagai informasi, AFI ini merupakan organisasi independen non-profit yang berdiri sejak 1967. Setiap tahunnya, AFI selalu memberikan penghargaan.
Untuk daftar film terbaik ini, posisinya selalu berubah-ubah setiap dirilisnya. Daftar dibawah ini, dirilis pada 2007. Tak menutup kemungkinan 10 tahun kemudian yaitu pada 2017, daftarnya akan berubah lagi. Oia, mungkin sebagian diantara kita ada yang asing melihat film-film yang dinobatkan sebagai film terbaik, karena daftar 10 besar ini diisi film-film klasik. Sangat klasik.
OK guys, ini dia daftarnya.


CITIZEN KANE
Released : 1941
Directed by : ORSON WELLES
Starring : Orson Welles, Joseph Cotten, Dorothy Comingore, Everett Sloane, Ray Collins, George Coulouris, Agnes Moorehead, Paul Stewart, Ruth Warrick, Erskine Sanford, William Alland.




THE GODFATHER
Released : 1972
Directed by : FRANCIS FORD COPPOLA
Starring : Marlon Brando, Al Pacino, James Caan, Robert Duvall, Richard S. Castellano, Diane Keaton, Abe Vigoda, Sterling Hayden, Talia Shire, John Cazale, John Marley, Richard Conte, Gianni Russo, Al Lettieri.



CASABLANCA
Released : 1942
Directed by : MICHAEL CURTIZ
Starring : Humphrey Bogart, Ingrid Bergman, Paul Henreid, Claude Rains.



RAGING BULL
Released : 1980
Directed by : MARTIN SCORSESE
Starring : Robert De Niro, Cathy Moriarty, Joe Pesci



SINGIN' IN THE RAIN
Released : 1952
Directed by : GENE KELLY & STANLEY DONEN
Starring : Gene Kelly, Donald O'Connor, Debbie Reynold.



GONE WITH THE WIND
Released : 1939
Directed by : VICTOR FLEMING
Starring : Clark Gable, Vivien Leigh, Leslie Howard, Olivia de Havilland, Hattie McDaniel, Butterfly McQueen.



LAWRENCE OF ARABIA
Released : 1962
Directed by : DAVID LEAN
Starring : Peter O'Toole, Omar Sharif, Alec Guinness, Anthony Quinn, Jack Hawkins, Jose` Ferrer, Anthony Quayle, Claude Rains.



SCHINDLER'S LIST
Released : 1993
Directed by : STEVEN SPIELBERG
Starring : Liam Neeson, Ben Kingsley, Ralph Fiennes, Caroline Goodall, Embeth Davidtz.



VERTIGO
Released : 1958
Directed by : ALFRED HITCHCOCK
Starring : James Stewart, Kim Novak, Barbara Bel Geddes.



THE WIZARD OF OZ
Released : 1939
Directed by : VICTOR FLEMING
Starring : Judy Garland, Frank Morgan, Ray Bolger, Bert Lahr, Jack Haley, Billie Burke, Margaret Hamilton, Charley Grapewin, Clara Blandick.







Itulah 10 daftar teratas film terbaik versi AFI. Mungkin hanya film garapan Steven Spielberg, Schindler's List yang umurnya tak setua 9 film lainnya...


Sumber : Wikipedia & AFI

Monday, August 23, 2010

Cara mudah membuat naskah film untuk pemula (Part 3)

Dalam postingan yang sebelumnya, telah dijelaskan mengenai diagram scene dan standar-standar dalam penulisan naskah. Menulis cerita tampak sederhana tapi tidak mudah. Walaupun kita disini bebas dalam mengeksplorasi imajinasi, tapi kita harus memperhatikan standar-standar tertentu agar cerita yang dihasilkan bisa lebih menarik, berbobot dan berkualitas.
Dalam praktiknya, tak menutup kemungkinan kita menemui jalan buntu, mungkin sering muncul pertanyaan bagaimana selanjutnya?
Maka dari itu, dalam penyusunan cerita dibagi menjadi 3 babak seperti yang sudah dijelaskan dalam posting sebelumnya. Setiap babak harus menjelaskan situasi yang nantinya berfungsi sebagai gerbang menuju babak selanjutnya. Dengan demikian, dalam tiap babak harus ada sasaran-sasaran agar cerita yang dibangun tidak keluar dari tema dan tempo yang diciptakan tidak terasa begitu cepat.
Dibawah ini, saya berikan contoh sasaran dalam tiap babak. Simak baik-baik :-)

SASARAN BABAK I
  1. Buat sebuah premis yang menarik, harus memiliki kekuatan yang segar.
  2. Pastikan audience memihak tokoh utama dan tokoh pendukungnya. Dan juga sebaliknya, yaitu membenci musuh tokoh utama. Posisikan diri anda sebagai perajut mimpi.
  3. Jangan terlalu banyak memperkenalkan tokoh baru dalam tempo yang terlalu cepat.
  4. Harus ada satu hal yang amat penting untuk dipertaruhkan, ciptakan resiko yang besar.
  5. Pancing audience dengan masalah pokok dalam cerita anda.
  6. Masukkan kejadian yang merangsang emosi audience.
  7. Perjelas tujuan tokoh utama, dan jelaskan pula apa penyebab tokoh utama ingin meraih tujuannya.
  8. Carilah momen yang menarik untuk membelokkan cerita ke arah baru yang mengubah kehidupan tokoh utama dan mengantarkan audience ke babak 2.
  9. Genre cerita harus jelas, setiap kejadian harus sesuai dengan genre yang diusung. Seperti memperbanyak adegan lucu dalam cerita komedi. Jangan sampai banyak adegan kematian dalam cerita komedi, kecuali kematian tersebut kocak atau lucu.

SASARAN BABAK II
  1. Bangun kembali cerita anda, ambil resiko dari babak pertama dan tingkatkan. Konflik yang diciptakan harus berkembang lebih kuat dan tajam.
  2. Balikkan harapan-harapan, paksa tokoh utama untuk mengambil resiko yang lebih besar.
  3. Berikan rintangan, kesulitan yang lebih tinggi dan menantang yang menghalangi tokoh utama dalam mengejar tujuannya.
  4. Jangan membosankan, jangan terlalu banyak bicara. Gunakan kalimat ringkas bermakna, ungkap kedalaman jiwa tokoh utama.
  5. Masalah pokok pada babak ini harus mencerminkan sesuatu yang dahsyat.
  6. Jagalah senantiasa nuansa penuh bahaya, ancaman dan ketegangan.
  7. Jangan menulis dialog secara berlebihan.
  8. Tokoh utama harus mendapati dirinya berada dalam situasi yang lebih buruk pada akhir babak ini. Dia harus ada dalam masa kritis.
  9. Tokoh utama dan tokoh antagonis yang anda ciptakan harus memiliki agenda yang jelas, sehingga mempunyai simpangan atau amplitudo yang besar.

SASARAN BABAK III
  1. Babak ini harus terasa seperti suatu desakan yang mengalir begitu cepat menuju akhir cerita jangan sampai terjadi kesalahan.
  2. Jadikan momen terbesar dalam cerita anda sebagai titik klimaks, anda harus mengetahui klimaksnya sebelum menulis skenario, menulis dari bagian akhir dan kembali ke bagian awal.
  3. Anda harus memiliki kesadaran dan penyelesaian. Bagian-bagian yang tak memiliki tujuan, harus dibuang.
  4. Penyelesaian yang jelas adalah hasil keputusan positif atas krisis yang dihadapi dan keputusan tersebut memberi kekuatan pada tokoh utama untuk menggapai sukses pada klimaks cerita.
  5. Pastikan anda mendefinisikan dengan jelas aturan-aturan dunia yang anda bangun, adegan-adegan dari awal hingga akhir harus konsisten.
  6. Jagalah senantiasa nuansa penuh bahaya, ancaman dan ketegangan.
Itulah sasaran-sasaran dari tiap babak cerita yang dibangun. Semoga bermanfaat.

Cara mudah membuat naskah film untuk pemula (Part 2)

Dalam posting yang terdahulu sudah diperkenalkan mengenai istilah-istilah atau bagian-bagian yang menjadi standar penulisan naskah. Namun sebelum menuju penulisan naskah tersebut, sebaiknya kita membuat satu diagram yang disebut diagram scene agar cerita yang kita bangun nantinya bisa terstruktur, tidak bertele-tele dan setiap scene memuat makna yang mendalam dan mewakili.
Pada dasarnya, pembuatan diagram scene mengacu pada struktur dramatis yang juga dimuat dalam posting sebelumnya. Diagram scene terbagi menjadi 3 babak. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini .
Diagram Scene
Sebelum menulis latar belakang, kita harus menentukan tema utama dalam cerita yang akan kita buat ini, agar cerita yang akan dibuat tidak keluar jalur dan tetap mengacu pada tema utama yang telah ditentukan. Setelah tema utama didapatkan, barulah kita buat latar belakang yang menjadi penyebab utama terjadinya suatu keadaan yang akan kita ceritakan. Latar belakang ini bisa kita tempatkan dimana saja, tak selalu harus selalu di babak ke-1, tapi bisa kita tempatkan di babak ke-2 atau bahkan dibabak ke-3. Setelah latar belakang kita dapatkan, barulah kita buat awal ceritanya. Jika awal cerita sudah dimulai, maka disitulah imajinasi, pikiran dan hati kita mulai berjelajah. Kreatifitas kita benar-benar dituntut untuk menghasilkan cerita yang berkualitas dan kaya akan makna. Kita bisa sebebas-bebasnya membuat sebuah cerita, menciptakan sebuah keadaan atau bahkan membuat sebuah tragedi atau konflik. Namun kita harus memperhatikan sisi logis dari cerita yang kita buat. Apakah cerita yang akan dihasilkan bisa masuk akal?
Agar cerita lebih menarik, sebaiknya alur dibuat dramatis. Disamping itu, masukanlah unsur-unsur pemadu dalam cerita kita agar suasana yang tercipta nantinya terasa lebih ramai dan berwarna. Contoh unsur pemadu yang sering dijumpai adalah ledakan-ledakan dalam film ber-genre action. Lalu aksi pembunuhan dalam film thriller. Itu salah satu contoh kecil unsur-unsur pemadu. Sebagai penulis cerita, sudah semestinya kita bisa bereksplorasi lebih dalam lagi, temukan unsur-unsur pemadu yang lebih inovatif dan kreatif. Agar cerita yang dihasilkan nanti lebih berkualitas, berwarna, dan yang paling utama yaitu lebih bermakna.
Selamat menjelajahi imajinasi anda... :-)


Sumber : E-Learning STMIK Amikom Yogyakarta

Saturday, August 21, 2010

Mengenal Struktur Dramatis

Dalam menulis naskah film, kita perlu memperhatikan struktur dramatis dari cerita yang dibangun. Karena tujuan suatu naskah itu adalah menyampaikan pesan, maka cerita yang dibuat harus menarik. Tapi membuat cerita menarik saja tidak cukup, kita harus menempatkan bagian-bagian inti dari setiap cerita dengan tepat. Dengan kata lain, kita harus bisa men-dramatisir alur-alur dari cerita yang dibangun, agar audience nantinya tak merasa bosan saat melihat cerita tersebut.
Pada umumnya, hampir semua cerita yang sering dijumpai entah itu cerita untuk naskah film, cerita pendek, novel atau cerita jenis apapun mengacu pada satu gaya penulisan alur cerita yang terstruktur. Yang dimana pada struktur tersebut terbagi 3 bagian, atau 3 babak yaitu :
  1. Babak 1 yang biasanya berisikan mengenai pengenalan (Introducing atau Exposition) para tokoh karakter, set atau latar dan suasana atau kejadian. Inti dari babak pertama ini yaitu memperkenalkan segala sesuatu yang menurut penulis cerita wajib dipahami oleh audience, agar pada babak kedua nantinya audience paham mengenai kejadian yang sedang diceritakan.
  2. Babak 2 berisikan mengenai puncak krisis atau klimaks, namun sebelum menuju babak 2 ini penulis memberikan alur yang berisikan peningkatan krisis atau konflik yang disisipkan antara babak 1 dan babak 2. Dengan demikian, pada babak 2 penulis memberikan gambaran mengenai klimaks dari konflik yang diceritakan. Kebanyakan, pada bagian klimaks ini tokoh protagonis mengalami masa-masa tersulit (down) dan tokoh antagonis sedang berada pada puncak keemasannya. Namun setelah bagian klimaks ini, seorang penulis harus membuat alur menuju babak selanjutnya.
  3. Babak 3 yang merupakan babak akhir, berisikan mengenai solusi atau pemecahan konflik. Sehingga pada bagian klimaks tadi si tokoh protagonis bisa membalikkan keadaan. Diantara babak 2 dan babak 3, biasanya ditemui penurunan krisis, ketegangan atau konflik. Namun pada bagian tersebut biasanya penulis membuat satu alur agar si tokoh protagonis bisa membalikan keadaan. Nah, membuat alur seperti itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Terkadang seorang penulis harus mengambil resiko. Seperti yang dikatakan Rowan Atkinson (Mr. Bean) "Dalam membuat sebuah cerita, kita harus berani mengambil resiko". Dan pada babak akhir ini, tak selamanya atau tak seharusnya si tokoh protagonis berhasil. Terkadang dalam beberapa cerita, pada babak akhir tokoh antagonis tetap bertahan (menang).
Untuk lebih jelasnya, lihatlah gambar dibawah ini.

Thursday, August 19, 2010

10 Film Tersukses Sepanjang Masa

Di dunia film, kesuksesan bisa terbagi menjadi dua. Yaitu sukses menurut aspek finansial dan sukses menurut achievement atau prestasi. Kedua tipe kesuksesan itu tak bisa dijadikan tolak ukur. Artinya, film yang sukses secara finansial tak menutup kemungkinan gagal dalam prestasi. Contohnya pada tahun 2006 film The Da Vinci Code arahan Ron Howard bahkan dibintangi Tom Hanks dicap sebagai film terburuk pada tahun itu, padahal dari sisi finansial film kontroversi tersebut mendapatkan keuntungan kotor lebih dari 758 juta dollar.

Selain itu, film yang sukses dari sisi prestasi tak menjadi jaminan bahwa film itu sukses secara finansial. Contohnya lagi, The Hurt Locker yang menggondol 6 penghargaan dari 9 nominasi piala Oscar ternyata dinyatakan gagal dari sisi finansial, karena film garapan mantan isteri James Cameron itu meraup keuntungan kotor sebesar 40 juta dollar.
Ok Guys...
Dibawah ini, daftar 10 film tersukses sepanjang masa. Tentunya dari sisi finansial.

AVATAR
Director : James Cameron
Main Cast : Sam Worthington, Zoe Saldana, Stephen Lang, Sigourney Weaver, Michelle Rodriguez, Joel David Moore, Giovanni Ribsi.
Budget : $ 237.000.000
Gross Revenue : $ 2.740.405.721

TITANIC
Director : James Cameron
Main Cast : Leonardo DiCaprio, Kate Winslet, Billy Zane, Kathy Bates, Frances Fisher, Gloria Stuart, Bernard Hill, Victor Garber, Danny Nucci, Bill Paxton.
Budget : $ 200.000.000
Gross Revenue : $1,843,201,268
THE LORD OF THE RINGS : THE RETURN OF THE KING
Director : Sir Peter Jackson
Main Cast : Elijah Wood, Sean Astin, Andy Serkis, Viggo Mortensen, Ian McKellen, Dominic Monaghan, Billy Boyd, John Rhys Davies, Orlando Bloom, Paul Norell, Liv Tyler, Bernard Hill, John Noble, David Wenham, Sala Baker, Lawrence Makoare, Hugo Weaving, Miranda Otto, Karl Urban, Cate Blanchett.
Budget : $ 94.000.000
Gross Revenue : $ 1.119.110.941

PIRATES OF THE CARIBBEAN : DEAD MAN'S CHEST
Director : Gore Verbinski
Main Cast : Johnny Depp, Orlando Bloom, Keira Knightley, Bill Nighy, Stellan Skarsgard, Naomie Harris, Jack Davenport, Tom Hollander.
Budget : $ 225.000.000
Gross Revenue : $ 1.066.179.725
ALICE IN WONDERLAND
Director : Tim Burton
Main Cast : Mia Wasikowska, Johnny Depp, Helena Bonham Carter, Anne Hathaway, Crispin Glover, Matt Lucas.
Budget : $ 150.000.000
Gross Revenue : 1.024.297.771
THE DARK KNIGHT
Director : Christopher Nolan
Main Cast : Christian Bale, Michael Caine, Heath Ledger, Aaron Eckhart, Gary Oldman, Maggie Gyllenhaal, Morgan Freeman.
Budget : $ 185.000.000
Gross Revenue : $ 1.001.921.825
HARRY POTTER AND THE PHILOSOPHER'S STONE
Director : Chris Columbus
Main Cast : Daniel Radcliffe, Rupert Grint, Emma Watson, Richard Harris, Robbie Coltrane, Maggie Smith, Alan Rickman, Ian Hart.
Budget : $ 125.000.000
Gross Revenue : $ $ 974.733.550

PIRATES OF THE CARIBBEAN : AT WORLD'S END
Director : Gore Verbinski
Main Cast : Johnny Depp, Orlando Bloom, Keira Knightley, Chow Yun-Fat, Geoffrey Rush, Bill Nighy, Naomie Harris, Keith Richards, Tom Hollander, Stellan Skarsgard, Jack Davenport.
Budget : $ 300.000.000
Gross Revenue : $ 960.996.492
TOY STORY 3
Director : Lee Unkrich
Main Cast (Voice) : Tom Hanks, Tim Allen, Joan Cusack, Ned Beatty, Don Rickles, Michael Keaton, Wallace Shawn, John Ratzenberger, Estelle Harris, John Morris, Jodi Benson, Laurie Metcalf, Blake Clark, Whoopi Goldberg.
Budget : $ 200.000.000
Gross Revenue : $ 941.248.454
HARRY POTTER AND THE ORDER OF THE PHOENIX
Director : David Yates
Main Cast : Daniel Radcliffe, Rupert Grint, Emma Watson, Ralph Fiennes, Michael Gambon, Imelda Staunton, Gary Oldman, Helena Bonham Carter.
Budget : $ 150.000.000
Gross Revenue : $ 938.468.864





Sumber : Wikipedia

Monday, August 16, 2010

Stage To Stage Of Film Production

On The Set film Transformers 2
Kalau diantara movie mania lagi nonton di bioskop, mungkin sebagian ada yang penasaran bagaimana proses produksi (pembuatan) film tersebut hingga bisa ditonton oleh jutaan penonton. Mungkin sebagian juga ada yang ingin tahu tentang special effect atau visual effect yang menjadi daya tarik film tersebut.

Ok guys, membuat film memang tidak mudah. Butuh perancangan yang benar-benar matang dan niat yang serius untuk membuat sebuah maha karya. Artinya, jika niat kita hanya sekedar iseng bikin film, hasil yang didapat pun hanya sekedarnya.

To the point, proses produksi film terdiri dari 5 tahap (stage) yaitu :
  1. Development. Dalam tahap ini, script atau naskah ditulis dan disusun untuk menjadi blue print dalam proses produksi nanti.
  2. Pre-Production. Yaitu tahap persiapan untuk syuting nantinya, seperti perekrut-an kru dan pemain, pemilihan lokasi syuting dan membangun set.
  3. Production. Take gambar atau syuting.
  4. Post-Production. Secara umum terdiri dari editing, sound production (terdiri dari penambahan soundtrack atau music track, sound effect, music score, dan sound mixing), penambahan visual effect dengan teknik digital atau disebut CGI (jika perlu), dan penggabungan elemen suara dengan visual.
  5. Sales and Distribution. Film diputar untuk para calon pembeli (distributor), setelah melalui persetujuan, film didistribusikan baik melalui penayangan di bioskop atau home video.

DEVELOPMENT
Dalam tahap ini, Produser film mencari atau membuat cerita yang bisa berasal dari buku, novel, cerpen, kisah nyata, komik, atau bahkan film yang sudah ada (remake). Setelah menentukan tema dan pesan yang mendasari film tersebut, produser bekerja sama dengan pembuat naskah (scriptwritter) untuk menyiapkan sinopsis. Selanjutnya, scriptwritter menuliskan screenplay (skenario), dan ini memakan waktu yang cukup lama bahkan bisa sampai bertahun-tahun demi meningkatkan kualitas cerita nantinya. Sebagai contoh, draft Avatar garapan James Cameron sudah ada sejak 1994, namun Avatar dirilis pada 2009. Lalu Inception karya Chris Nolan, dia membutuhkan waktu 9 tahun untuk menyempurnakan skenarionya. Biasanya para penulis skenario melakukan riset dalam mengerjakan tugasnya. Setelah skenario selesai, produser dan scriptwritter menunjukkan naskah dan skenario pada calon penyandang dana atau investor. Jika calon investor tertarik dan setuju untuk mendanai, maka tahap ini bisa berlanjut ke tahap pra-produksi.

PRE-PRODUCTION
Pada masa pra-produksi, dilakukan perancangan ilustrasi video sebagai blue print dengan bantuan ilustrator atau concept artist. Juga dipersiapkan anggaran dana untuk proses produksi. Selain itu, pada masa pra-produksi ini, produser juga mengangkat kru. Sebagai perbandingan, banyak film-film Hollywood mempekerjakan ratusan kru yang dibagi menjadi beberapa depatemen sesuai dengan keahlian masing-masing dan kebutuhan produksi itu sendiri. Adapun kru-kru yang diangkat adalah dibawah ini beserta tugas-tugasnya.
  1. Sutradara (Director), ini adalah posisi terpenting dalam proses produksi. Sutradara bertanggung jawab mengarahkan jalannya produksi, dari mulai storytelling, akting para pemain, bahkan sutradara dituntut kreatif dalam mengambil keputusan selama mengarahkan jalannya produksi.
  2. Assitant Director (Asisten Sutradara), bertugas mengelola jadwal syuting dan mengatur logistik saat proses produksi.
  3. Casting Director, bertugas mencari dan mengaudisi aktor atau aktris yang dibutuhkan untuk mengisi karakter sesuai naskah/skenario.
  4. Location Manager, bertugas mencari lokasi dan mengelola lokasi syuting (set). Syuting bisa dilakukan di studio agar bisa terkontrol, namun banyak juga yang dilakukan di luar studio (outdoor). Tergantung keputusan sutradara yang mengacu pada naskah/skenario.
  5. Production Manager, bertugas mengelola anggaran dana dan jadwal produksi. Selain itu mereka juga bertugas melaporkan proses produksi pada eksekutif produser atau investor.
  6. Director of Photography atau Cinematographer, ia menjadi supervisor atau mengawasi segala sesuatu yang berhubungan dengan fotografi dari film. DoP ini juga memiliki tugas untuk memilih tipe pita seluloid, lensa , framing, lighting, aspect ratio, camera movement, special effect dan frame-rate selection dengan persetujuan sutradara tentunya.
  7. Director of Audiography, atau disebut juga audiografer, sound designer atau supervising sound editor. Bertugas untuk mengawasi semua audio atau sound dalam film.
  8. Production Sound Mixer, yaitu kepala sound department selama proses produksi. Tugasnya adalah merekam, menggabungkan audio yang didapat saat syuting, dialog dan sound effect. Posisi bekerjasama dengan boom operator, sutradara, director of photography, director of audiography dan asisten sutradara.
  9. Sound Designer, bertugas untuk menciptakan konsep audio, dan bekerja sama dengan supervising video editor.
  10. Composer, bertugas untuk menciptakan musik atau backsound dalam film.
  11. Production Designer, bertugas untuk menciptakan konsep visual untuk film yang bekerja sama dengan art director.
  12. Art Director, bertugas mengelola departemen artistik yang merancang set syuting.
  13. Costume Designer, bertugas merancang dan membuat kostum untuk pemain. Kostum yang dibuat harus sesuai atau cocok dengan naskah / skenario.
  14. Make Up & Hair Designer, bekerja sama dengan costume designer untuk menciptakan penampilan pemain yang harus sesuai dengan karakter yang diperankan.
  15. Storyboard Artist, bertugas untuk menciptakan visual image agar membantu sutradara dan production designer mengkomunikasikan gagasan mereka.
  16. Choreographer, bertugas untuk menciptakan gerakan-gerakan dan dansa (untuk film musikal). Untuk film laga, biasa menggunakan fight consultant.

PRODUKSI
Dalam tahap ini, dilakukan pengambilang gambar dan suara (syuting). Kru yang direkrut pun ditambah lebih banyak, seperti property master, script supervisor, assistant director, still photographer, picture editor dan sound editor. Dari 16 posisi yang disebutkan diatas (kecuali sutradara dan asistennya) memiliki departemen masing-masing yang bekerja pada saat proses produksi. Disela-sela proses produksi, biasanya sutradara, produser dan kepala departemen berkumpul untuk melakukan review dan melaporkan hasilnya pada eksekutif produser dan kepada investor. Selain review, mereka juga berkumpul untuk mempersiapkan langkah-langkah selanjutnya.

POST-PRODUCTION
Pada tahap pasca produksi ini, dilakukan editing film, pemberian efek khusus (special effect), koreksi warna, pemberian suara atau musik latar, hingga penambahan animasi (visual effect) atau sering disebut dengan teknik CGI (Computer Generated Imagery) / Pencitraan Hasil Komputer. Setelah proses pasca produksi selesai, barulah film siap didistribusikan.

SALES AND DISTRIBUTION
Ini adalah tahap akhir, yang dimana film tersebut dirilis ke bioskop atau bisa langsung ke DVD, VCD, BLU-RAY, atau bahkan download langsung yang sudah tersedia. Film yang disebar merupakan duplikasi untuk disebarkan ke bioskop-bioskop diseluruh dunia, tapi terkadang ada juga yang disebar via tembakan ke satelit, sehingga diperlukan waktu yang bersamaan untuk menontonnya. Setelah beberapa bulan didistribusikan via bioskop, barulah dirilis versi DVD, VCD atau Blu-Ray. 


sumber : http://en.wikipedia.org dan http://elearning.amikom.ac.id/